Padang-Seni anyaman tradisional juga terkenal di Sumatra Barat namun kondisinya
sudah mulai ditinggalkan oleh Masyarakat Minangkabau. Padahal, seni
anyaman tersebut mampu membantu pendapatan ekonomi keluarga dan
mengembangkan ekonomi kreatif..
Taman Budaya Sumatera Barat
memahami itu, dan berupaya kembali menggalakkan seni anyaman tradisional
ini dengan menggelar lomba seni kriya (anyaman) anyaman tingkat SLTP
se-Kota Padang di Taman Budaya tersebut, Senin (25/4).
Kepala Taman Budaya Sumbar Muasri kepada wartawan mengatakan, seni
anyaman tradisional ini untuk merubah dan memantapkan pikiran-pikiran
peserta didik agar tidak mudah terpengaruh dengan hal-hal negatif.
Karena, semakin banyak nuansa positif yang ada di otak semakin jauh pola
hal-hal merusak pikiran hinggap di otak. Itu yang coba di tangkap oleh
Taman Budaya Sumbar.
Namun, menurut Muasri Kota Padang memang belum bisa memaksimakan peluang
yang ada ini. Terbukti, dari seluruh SLTP yang di undang hanya 17 orang
yang datang untuk ikut berlomba. Muasri juga belum bisa memastikan apa
kendala yang dihadapi oleh pihak sekolah sehingga kesempatan untuk
meningkatkan kreatifitas anak didiknya tidak dimanfaatkan.
Padahal anyaman tradisional ini memiliki nilai jual yang tinggi,
karena anyaman selain membuatnya perlu trik bahan dasarnya juga mudah di
dapatkan seperti bambu, eceng gondok, pandan yang biasa membuat tikar
serta untuk aksesoris bisa juga dari tali atau benang.
"Apakah soal anggaran kita tidak tahu itu," terang Muasri. Padahal,
Taman Budaya sudah menyediakan hadiah untuk pemenang sebesar Rp15 juta
untuk lima pemenang nantinya. Tidak hanya itu saja, juri dalam lomba ini
juga didatangkan dari UNP yang sudah teruji kualitasnya.
Ditambahkan Muasri pemerhati pendidikan juga bisa mengambil peluang ini
ketika zaman plastik sudah merubah zaman tradisional. Apapun saat ini
jenis produk perlengkapan seperti produk rumah tangga, sudah banyak
digantikan oleh plastik. Padahal anyaman tradisional itu memiliki nilai
tersendiri yang banyak mengandung seni dan estetika.
"Seperti tudung nasi banyak terbuat dari plastik, tikar pandan pun
sudah digantikan oleh plastik. Kita berupaya bagaimana mengembalikan ke
anyaman sehingga juga bisa meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan,"
kata Muasri.****
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Post a Comment