Padang-Peserta
Diklat Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan
peninjauan terhadap kelebihan Sumatra Barat dalam penangganan
kebencanaan dan kesehatan.
Peninjauan itu dilakukan berkaitan dengan Bechmarking peserta diklat di Badan Diklat Sumbar, Rabu (6/5). Peserta diklat tersebut sebanyak 40 orang peserta dan ditambah dengan pendamping sebanyak 7 orang.
Disebutkan Kepala Badan Diklat Penjejangan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang juga kepala rombongan, H. Muhammad kepada wartawan mengatakan, dipilihnya Sumbar sebagai tempat bechmarking karena daerah ini cukup sukses dalam penangganan gempa dan kesehatan.
"Kita melihat gempa 2009 meluluhlantakan Sumatra Barat, khususnya Kota Padang. Namun, Pemprov Sumbar bersama pemerintah kabupaten/kota sangat singap menanggani sehingga cepat diselesaikan hingga tahap rehab rekon,"ujar H. Muhammad.
Begitu juga dengan penangganan persoalan kesehatan, yang cukup baik di Kota Padang. Alhasil, masyarakatnya hidup dengan kesehatan yang baik.
Lalu, Kepala Badan Diklat Sumbar, H. Rosman Effendi menjelaskan, benchmarking berbeda dengan observasi yang dilakukan sebelum-sebelumnya.
Bila observasi lebih cenderung mencari kesalahan atau kekurangan daerah yang dikunjungi. Namun, bechmarking lebih mengarah kepada mencari nilai-nilai positif atau keunggulan dari daerah yang dikunjungi. Lalu, akan dikaji dan terapkan pada daerah asal.
Rosman Effendi menjelaskan banyak hal tentang kondisi Sumbar, terutama dalam pasca gempa 2009. Mulai dari dampak gempa hingga upaya yang dilakukan untuk menangganinya sampai selesai rehab rekon.
"Kita berharap tak hanya kunjungan dalam bechmarking ini saja peserta diklat, namun juga diluar agenda tersebut. Sebab, banyak hal yang bisa dipelajari di Sumbar,"imbuh Rosman Effendi.****
Peninjauan itu dilakukan berkaitan dengan Bechmarking peserta diklat di Badan Diklat Sumbar, Rabu (6/5). Peserta diklat tersebut sebanyak 40 orang peserta dan ditambah dengan pendamping sebanyak 7 orang.
Disebutkan Kepala Badan Diklat Penjejangan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang juga kepala rombongan, H. Muhammad kepada wartawan mengatakan, dipilihnya Sumbar sebagai tempat bechmarking karena daerah ini cukup sukses dalam penangganan gempa dan kesehatan.
"Kita melihat gempa 2009 meluluhlantakan Sumatra Barat, khususnya Kota Padang. Namun, Pemprov Sumbar bersama pemerintah kabupaten/kota sangat singap menanggani sehingga cepat diselesaikan hingga tahap rehab rekon,"ujar H. Muhammad.
Begitu juga dengan penangganan persoalan kesehatan, yang cukup baik di Kota Padang. Alhasil, masyarakatnya hidup dengan kesehatan yang baik.
Lalu, Kepala Badan Diklat Sumbar, H. Rosman Effendi menjelaskan, benchmarking berbeda dengan observasi yang dilakukan sebelum-sebelumnya.
Bila observasi lebih cenderung mencari kesalahan atau kekurangan daerah yang dikunjungi. Namun, bechmarking lebih mengarah kepada mencari nilai-nilai positif atau keunggulan dari daerah yang dikunjungi. Lalu, akan dikaji dan terapkan pada daerah asal.
Rosman Effendi menjelaskan banyak hal tentang kondisi Sumbar, terutama dalam pasca gempa 2009. Mulai dari dampak gempa hingga upaya yang dilakukan untuk menangganinya sampai selesai rehab rekon.
"Kita berharap tak hanya kunjungan dalam bechmarking ini saja peserta diklat, namun juga diluar agenda tersebut. Sebab, banyak hal yang bisa dipelajari di Sumbar,"imbuh Rosman Effendi.****
Post a Comment